Sumber Berita: Kompas.com
Para penyidik telah mengekstrak dan memvalidasi isi perekam
data penerbangan, salah satu dari dua benda yang biasa disebut kotak hitam yang
ditemukan di pesawat Rusia yang jatuh di Mesir, Sabtu lalu. Demikian keterangan
Kementerian Penerbangan Sipil Mesir, Rabu (4/11/2015).
Kementerian tersebut mengatakan, kotak hitam kedua yang berisi rekaman suara kokpit (atau CVR) sebagian rusak dan banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengambil data dari CVR itu.
"Akibatnya, tidak ada komentar lebih lanjut dari kotak hitam yang dapat sampaikan. Pemeriksaan puing pesawat di lokasi kejadian masih berlanjut," kata pernyataan kementerian tersebut.
Perdana Menteri Inggris David Cameron berspekulasi bahwa kecelakaan itu mungkin akibat bom.
"Sementara itu, penyelidikan masih berlangsung. Kami belum bisa mengatakan secara pasti mengapa jet Rusia itu jatuh," kata kantor Cameron dalam sebuah pernyataan melalui e-mail.
"Namun, saat informasi semakin banyak terungkap, kami menjadi khawatir bahwa pesawat itu mungkin telah jatuh akibat bahan peledak."
Sementara itu, kelompok ISIS telah memperbarui klaim mereka sebelumnya bahwa merekalah yang menyebabkan jatuhnya pesawat Metrojet A321 itu. Mereka menantang keraguan sejumlah pihak bahwa ISIS punya kemampuan untuk melakukan hal itu.
Dalam sebuah pernyataan audio yang dipasang di beberapa media sosial, ISIS mengatakan akan mengungkapkan rincian serangan tersebut pada saat yang tepat.
Pesawat yang dioperasikan Metrojet itu jatuh Sabtu lalu tak lama setelah lepas landas dari resort Sharm el-Sheikh di Laut Merah, Mesir, dalam perjalanan menuju St Petersburg, Rusia. Kejadian itu menewaskan 224 orang di dalamnya.
Provinsi Sinai, sebuah kelompok militan yang setia kepada ISIS di Mesir, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari yang sama bahwa merekalah yang menjatuhkan pesawat itu. Aksi mereka, klaim kelompok itu, merupakan "balasan atas serangan udara Rusia yang menewaskan ratusan orang Islam di Suriah".
Klaim kelompok itu telah dibantah oleh para pejabat Rusia dan Mesir. Para pakar keamanan dan penyidik mengatakan pesawat itu tidak mungkin telah dijatuhkan dari luar dan kaum militan di Sinai diyakini tidak punya teknologi untuk menembak jatuh sebuah jet di ketinggian jelajah di atas 30.000 kaki.
Namun, sejumlah pejabat Rusia mengatakan, pesawat itu mungkin telah meledak di udara. Keterangan itu membuka kemungkinan adanya semacam ledakan di dalam pesawat.
Ketika diminta untuk mengomentari berbagai pernyataan yang berkembang dan laporan pers lokal bahwa perekam suara kotak hitam menangkap suara yang tidak biasa sebelum kecelakaan itu, Menteri Penerbangan Sipil Mesir Hossam Kemal mengatakan, fakta-fakta belum dapat dipastikan.
"Itu semua spekulasi. Belum ada yang definitif sampai komisi penyelidikan menyelesaikan penyelidikannya," katanya.
Kementerian tersebut mengatakan, kotak hitam kedua yang berisi rekaman suara kokpit (atau CVR) sebagian rusak dan banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengambil data dari CVR itu.
"Akibatnya, tidak ada komentar lebih lanjut dari kotak hitam yang dapat sampaikan. Pemeriksaan puing pesawat di lokasi kejadian masih berlanjut," kata pernyataan kementerian tersebut.
Perdana Menteri Inggris David Cameron berspekulasi bahwa kecelakaan itu mungkin akibat bom.
"Sementara itu, penyelidikan masih berlangsung. Kami belum bisa mengatakan secara pasti mengapa jet Rusia itu jatuh," kata kantor Cameron dalam sebuah pernyataan melalui e-mail.
"Namun, saat informasi semakin banyak terungkap, kami menjadi khawatir bahwa pesawat itu mungkin telah jatuh akibat bahan peledak."
Sementara itu, kelompok ISIS telah memperbarui klaim mereka sebelumnya bahwa merekalah yang menyebabkan jatuhnya pesawat Metrojet A321 itu. Mereka menantang keraguan sejumlah pihak bahwa ISIS punya kemampuan untuk melakukan hal itu.
Dalam sebuah pernyataan audio yang dipasang di beberapa media sosial, ISIS mengatakan akan mengungkapkan rincian serangan tersebut pada saat yang tepat.
Pesawat yang dioperasikan Metrojet itu jatuh Sabtu lalu tak lama setelah lepas landas dari resort Sharm el-Sheikh di Laut Merah, Mesir, dalam perjalanan menuju St Petersburg, Rusia. Kejadian itu menewaskan 224 orang di dalamnya.
Provinsi Sinai, sebuah kelompok militan yang setia kepada ISIS di Mesir, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari yang sama bahwa merekalah yang menjatuhkan pesawat itu. Aksi mereka, klaim kelompok itu, merupakan "balasan atas serangan udara Rusia yang menewaskan ratusan orang Islam di Suriah".
Klaim kelompok itu telah dibantah oleh para pejabat Rusia dan Mesir. Para pakar keamanan dan penyidik mengatakan pesawat itu tidak mungkin telah dijatuhkan dari luar dan kaum militan di Sinai diyakini tidak punya teknologi untuk menembak jatuh sebuah jet di ketinggian jelajah di atas 30.000 kaki.
Namun, sejumlah pejabat Rusia mengatakan, pesawat itu mungkin telah meledak di udara. Keterangan itu membuka kemungkinan adanya semacam ledakan di dalam pesawat.
Ketika diminta untuk mengomentari berbagai pernyataan yang berkembang dan laporan pers lokal bahwa perekam suara kotak hitam menangkap suara yang tidak biasa sebelum kecelakaan itu, Menteri Penerbangan Sipil Mesir Hossam Kemal mengatakan, fakta-fakta belum dapat dipastikan.
"Itu semua spekulasi. Belum ada yang definitif sampai komisi penyelidikan menyelesaikan penyelidikannya," katanya.