Tuesday, 27 September 2016
Friday, 23 September 2016
Rahasia Waktu Fajar (Hikmah Banjir Garut)
Jakarta, 23 September 2016 Semoga kita para pembaca sekalian termasuk orang-orang yang dihindarkan dari segala bentuk fitnah (siksa) dari Alloh SWT. Saat ini kita masih berduka atas terjadinya Musibah Banjir Bandang yang menimpa saudara-saudara kita di Garut. Begitu banyak korban meninggal dan luka-luka bahkan hilang, merekapun yang selamat harus kehilangan tempat tinggal mereka.
Bagi orang yang beriman Allah menguji manusia dengan musibah dan nikmat, agar menjadi jelas kesyukuran orang yang beriman dan kesabarannya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak Allah menetapkan suatu ketetapan bagi seorang mukmin melainkan menjadi kebaikan baginya. Hal itu tidak dimiliki kecuali oleh orang yang beriman. Jika ia mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur dan itu menjadi kebaikan baginya. Begitu pun jika ia ditimpa dengan musibah, maka ia bersabar dan itu pun menjadi kebaikan baginya.” (HR Muslim)
Semoga musibahini merupakan cara Allah untuk meninggikan derajat seorang hamba, meluhurkan keutamaannya dan menambah pahalanya.
Juga merupakan ujian bagi orang yang beriman Firman Alloh SWT ;
Pernahkah kita mencoba untuk menelaah kejadian-kejadian seperti yang terjadi di Garut beberapa hari yang lalu, Musibah ini terjadi pada waktu lewat tengah malam / dini hari. Sama halnya ketika bencana tsunami di aceh 2006 silam, gempa di Yogjakarta, Longsor di Banjar Negara, bahkan kisah-kisah ummat yang tedahulu yang Alloh SWT telah binasakan seperti ;
fajarnya mulai menyingsing.” (Qs. At Takwir : 17-18)
Mudah-mudahan kita dapat mengambil hikmah dari semua peristiwa yang terjadi, serta menambah keimanan dan ketaqwaan kita kepada Alloh SWT. Aamiin Ya Robbal 'Alamiin
Wallohu A'lam Bisshowab.
Diambil dari berbagai Sumber
Sumber : Google |
Bagi orang yang beriman Allah menguji manusia dengan musibah dan nikmat, agar menjadi jelas kesyukuran orang yang beriman dan kesabarannya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak Allah menetapkan suatu ketetapan bagi seorang mukmin melainkan menjadi kebaikan baginya. Hal itu tidak dimiliki kecuali oleh orang yang beriman. Jika ia mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur dan itu menjadi kebaikan baginya. Begitu pun jika ia ditimpa dengan musibah, maka ia bersabar dan itu pun menjadi kebaikan baginya.” (HR Muslim)
Semoga musibahini merupakan cara Allah untuk meninggikan derajat seorang hamba, meluhurkan keutamaannya dan menambah pahalanya.
Juga merupakan ujian bagi orang yang beriman Firman Alloh SWT ;
الم (1) أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ
يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ (2) وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ
مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا
وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ
“Alif laam miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan
(saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji
lagi? dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum
mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan
Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. Al Ankabut: 1- 3)Pernahkah kita mencoba untuk menelaah kejadian-kejadian seperti yang terjadi di Garut beberapa hari yang lalu, Musibah ini terjadi pada waktu lewat tengah malam / dini hari. Sama halnya ketika bencana tsunami di aceh 2006 silam, gempa di Yogjakarta, Longsor di Banjar Negara, bahkan kisah-kisah ummat yang tedahulu yang Alloh SWT telah binasakan seperti ;
Adzab Bani Rasib (Kaum Nabi Nuh as)
Adzab yang menimpa kaum Nabi Nuh u mulai terjadi di pagi hari. Allah tidak menyisakan seorang kafirpun di muka bumi setelah adzab itu terjadi. Seluruh pemeluk agama sepakat, mengakui adanya peristiwa taufan dan badai. Dimana Allah membuka pintu-pintu langit, sehingga terjadilah hujan yang sangat deras, dan juga memancarkan air dari seluruh mata air di setiap penjuru bumi.
Adzab Kaum ‘Aad (Kaum Nabi Hud as)
Allah menurunkan adzab-Nya yang berupa awan hitam yang hadir ke perkampungan Kaum ‘Aad pada waktu subuh. Awan yang berisi angin dingin yang bertiup kencang dan mematikan. Angin itu bertiup selama 8 hari 7 malam, hingga tidak ada seorang kafirpun yang tersisa. Bahkan angin tersebut mengejar mereka sampai ke celah-celah gunung dan gua. Tempat tinggal dan benteng-benteng yang dibanggakan Kaum ‘Aad juga dihancurkan.
Adzab Kaum Tsamud (Kaum Nabi Sholih as)
Nabi Sholih berkata kepada kaum kafir yang memusuhinya, “Bersenang-senanglah kalian selama 3 hari, itu adalah janji yang tidak dapat didustakan.” (Artinya, Kaum Tsamud diberi tenggang waktu 3 hari untuk menikmati kehidupan dan kekafiran mereka. Pada hari yang ditentukan Allah akan mendatang-kan adzab-Nya.
Pada pagi hari yang ditentukan, yaitu hari Kamis, wajah Kaum Tsamud berubah berwarna kuning. Pagi hari yang ke 2 (Jum’at), wajah mereka berubah menjadi merah. Pagi hari ke 3 (Sabtu), wajah mereka berubah menghitam. Dan pada saat mulai terbit hari Ahad, muncullah suara keras yang menguntur dari langit dan gempa yang sangat dasyat dari bumi. Nyawa orang-orang kafir dari Kaum Tsamud melayang dalam satu waktu.
Adzab Kaum Sadum / Saddam (Kaum Nabi Luth as)
Pada waktu subuh, Allah menjadikan Negeri Sadum terbalik. Qotadah dan ulama-ulama lain mengatakan bahwa pada pagi itu Jibril mengembangkan sayapnya. Dan dengan sayap itu Jibril mengumpulkan segala yang ada di bumi. Jibril merengkuh semuanya ke dalam sayapnya. Selanjutnya Jibril membawanya ke langit, sehingga penduduk langit mendengar suara manusia dan suara anjing. Setelah itu, Jibril memuntahkannya ke bumi secara terbalik. Lalu mereka dilempari batu dengan sangat keras. Ibnu Katsir menjelaskan, di setiap batu yang menyerang Kaum Sadum, telah ditulis nama-nama orang yang akan ditimpanya.
“Demi malam apabila telah hampir meninggalkan gelapnya. Dan demi subuh apabilaAdzab yang menimpa kaum Nabi Nuh u mulai terjadi di pagi hari. Allah tidak menyisakan seorang kafirpun di muka bumi setelah adzab itu terjadi. Seluruh pemeluk agama sepakat, mengakui adanya peristiwa taufan dan badai. Dimana Allah membuka pintu-pintu langit, sehingga terjadilah hujan yang sangat deras, dan juga memancarkan air dari seluruh mata air di setiap penjuru bumi.
Adzab Kaum ‘Aad (Kaum Nabi Hud as)
Allah menurunkan adzab-Nya yang berupa awan hitam yang hadir ke perkampungan Kaum ‘Aad pada waktu subuh. Awan yang berisi angin dingin yang bertiup kencang dan mematikan. Angin itu bertiup selama 8 hari 7 malam, hingga tidak ada seorang kafirpun yang tersisa. Bahkan angin tersebut mengejar mereka sampai ke celah-celah gunung dan gua. Tempat tinggal dan benteng-benteng yang dibanggakan Kaum ‘Aad juga dihancurkan.
Adzab Kaum Tsamud (Kaum Nabi Sholih as)
Nabi Sholih berkata kepada kaum kafir yang memusuhinya, “Bersenang-senanglah kalian selama 3 hari, itu adalah janji yang tidak dapat didustakan.” (Artinya, Kaum Tsamud diberi tenggang waktu 3 hari untuk menikmati kehidupan dan kekafiran mereka. Pada hari yang ditentukan Allah akan mendatang-kan adzab-Nya.
Pada pagi hari yang ditentukan, yaitu hari Kamis, wajah Kaum Tsamud berubah berwarna kuning. Pagi hari yang ke 2 (Jum’at), wajah mereka berubah menjadi merah. Pagi hari ke 3 (Sabtu), wajah mereka berubah menghitam. Dan pada saat mulai terbit hari Ahad, muncullah suara keras yang menguntur dari langit dan gempa yang sangat dasyat dari bumi. Nyawa orang-orang kafir dari Kaum Tsamud melayang dalam satu waktu.
Adzab Kaum Sadum / Saddam (Kaum Nabi Luth as)
Pada waktu subuh, Allah menjadikan Negeri Sadum terbalik. Qotadah dan ulama-ulama lain mengatakan bahwa pada pagi itu Jibril mengembangkan sayapnya. Dan dengan sayap itu Jibril mengumpulkan segala yang ada di bumi. Jibril merengkuh semuanya ke dalam sayapnya. Selanjutnya Jibril membawanya ke langit, sehingga penduduk langit mendengar suara manusia dan suara anjing. Setelah itu, Jibril memuntahkannya ke bumi secara terbalik. Lalu mereka dilempari batu dengan sangat keras. Ibnu Katsir menjelaskan, di setiap batu yang menyerang Kaum Sadum, telah ditulis nama-nama orang yang akan ditimpanya.
fajarnya mulai menyingsing.” (Qs. At Takwir : 17-18)
وَٱتَّقُواْ فِتۡنَةٗ لَّا تُصِيبَنَّ ٱلَّذِينَ ظَلَمُواْ مِنكُمۡ خَآصَّةٗۖ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ ٢٥
“Dan jagalah diri kalian dari fitnah (siksaan) yang tidak hanya khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kalian.” (al-Anfal: 25)Mudah-mudahan kita dapat mengambil hikmah dari semua peristiwa yang terjadi, serta menambah keimanan dan ketaqwaan kita kepada Alloh SWT. Aamiin Ya Robbal 'Alamiin
Wallohu A'lam Bisshowab.
Diambil dari berbagai Sumber
Tuesday, 20 September 2016
Kajian Malam Selasa 19/09/2016
Bekasi, 19/09/2016
Muroja’ah QS. An Naba, An Naaziat, Al Qodr
Hafalan menambah Qs. Al Bayyinah : 4-5
Kajian QS.ARr Ra’d :
{هُوَ الَّذِي يُرِيكُمُ الْبَرْقَ خَوْفًا وَطَمَعًا وَيُنشِئُ السَّحَابَ الثِّقَالَ} [الرعد : 12
-
Dialah Tuhan yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan ketakutan dan
harapan, dan Dia mengadakan awan mendung.
Ayat ini Alloh menjelaskan bahwa dengan adanya
kilat dapat menimbulkan ketaqwaan dan harapan kepada Alloh swt.
{وَيُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلَائِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ وَيُرْسِلُ الصَّوَاعِقَ فَيُصِيبُ بِهَا مَن يَشَاءُ وَهُمْ يُجَادِلُونَ فِي اللَّهِ وَهُوَ شَدِيدُ الْمِحَالِ} [الرعد : 13]
- Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah,
(demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan
halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mereka
berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dialah Tuhan Yang Maha keras siksa-Nya.
Dalam ayat ini kilat dan malaikat bertasbih
kepada Alloh karena takut kepada-Nya. Dan bagi orang lrang yang
menentang/membantah tentang Alloh makan ditimpa kepada mereka halilintar. Sesuai dengan asbabun nuzul ayat ini, ketika
seorang sahabat diutus oleh rosul untuk mengajak kaum jahiliyah beriman kepada
Alloh swt namun mereka membantah atas keesaan Alloh. Hingga Alloh menimpakan
kepada mereka halilintar.
{لَهُ
دَعْوَةُ الْحَقِّ ۖ وَالَّذِينَ يَدْعُونَ مِن دُونِهِ لَا يَسْتَجِيبُونَ لَهُم بِشَيْءٍ
إِلَّا كَبَاسِطِ كَفَّيْهِ إِلَى الْمَاءِ لِيَبْلُغَ فَاهُ وَمَا هُوَ بِبَالِغِهِ
ۚ وَمَا دُعَاءُ الْكَافِرِينَ إِلَّا فِي ضَلَالٍ} [الرعد : 14]
- Hanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa
yang benar. Dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak dapat
memperkenankan sesuatupun bagi mereka, melainkan seperti orang yang membukakan
kedua telapak tangannya ke dalam air supaya sampai air ke mulutnya, padahal air
itu tidak dapat sampai ke mulutnya. Dan doa (ibadat) orang-orang kafir itu, hanyalah
sia-sia belaka.
Doanya orang kafir kepada selain Alloh
hanyalah sia sia seperti tangan yang terbuka mengambil air untuk diminum
olehnya, niscaya tidak akan pernah sampai.
Wallohua’lam bisshowab.
Tuesday, 6 September 2016
Kajian Malam Selasa 5/9/2016
KAJIAN
MALAM SELASA
Oleh : KH. Sohidun Ikhsan, MA
Muroja’ah QS.AdDuha – Al Qodr
Menambah QS. Al Bayyinah 1-3
Kajian Qs. Ar Ra’d ayat 11 :
{لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِّن بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنفُسِهِمْ ۗ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِ مِن وَالٍ} [الرعد : 11]
- Bagi manusia
ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di
belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak
merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri
mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum,
maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi
mereka selain Dia.
Kesimpulan :
Tidak ada yg berhak (bisa) merubah suatu kaum atau seseorang bahkan Alloh
SWT dan RosulNya, melainkan oleh diri mereka
sendiri.
Berbuat Baik Atas Segala Sesuatu
KAJIAN HADIST ARBA’IN
Oleh : Ust. Mukhlisin
Hadist ke-17
Berbuat Baik Atas Segala Sesuatu
عَنْ أَبِي يَعْلَى شَدَّادِ بنِ أَوْسٍ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّ
اللهَ كَتَبَ الإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيءٍ، فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا
القِتْلَةَ، وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذِّبْحَةَ، وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ
شَفْرَتَهُ، وَلْيُرِحْ ذَبِيْحَتَهُ» رواه مسلم.
Dari Abu Ya’la Syaddad bin Aus radhiyallahu ‘anhu,
dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah
menetapkan untuk berbuat baik atas segala sesuatu. Maka, apabila kalian
membunuh membunuhlah dengan cara yang baik, dan apabila kalian menyembelih
menyembelilah dengan baik pula. Hendaklah salah seorang dari kalian menajamkan
pisaunya dan mempermudah penyembelihan.” Diriwayatkan oleh Muslim.
Pernahkah kita mendengar kisah Rosulullah SAW setiap kali melewati sebuah jalan diantara pemukiman, ada orang kafir yang selalu meludahi Nabi yang dimuliakan Allah SWT. Namun Rosulullah SAW tidak pernah marah atau bahkan membalas, hinga suatu hari ketika beliau melewati jalan tersebut tidak ada yang meludahi Beliau. Sehingga Beliau bertanya kepada orang-orang, kemana si fulan..? kemudian Rosulullah SAW mendengar bahwa orang tersebut sedang terbaring sakit di rumah. Rosulullah SAW pun menjengut orang tersebut, ketika tiba di rumah si fulan tadi sangat mengejutkan dan malu yang luar biasa karena perbutannya yang telah meludahi seorang yang mulia. Maka akhirnya si fulan memeluk agama islam.
Kita telah diwajibkan untuk berbuat baik kepada siapapun terutama kepada sesama manusia, bahkan dalam ayat yang lain Alloh SWT berfirman "Berbuat baiklah kalian sebagaimana Alloh swt telah berbuat baik kepadamu". Al aayaah
Kesimpulan;
1.
Alloh SWT selalu memberikan kasih sayang / berbuat baik
kepada semua makhlukNya terutama kepada manusia. Maka kita diwajibkan berbuat
baik(ikhsan)
2.
Jika ingin membunuh / menyembelih hewan meskipun seekor
anjing, hendaklah dengan cara yg baik (ikhsan)
3.
Bahwasanya Alloh SWT yg memilki hak perintah & hukum,
maka Alloh SWT menulis atau mewajibkan berbuat ikhsan
4.
Berbuat ikhsan bentuknya adalah umum kepada siapa saja
5.
Merupakan sistem pembelajaran dari Nabi SAW dengan
contoh-contoh yang baik, membunuh dengan
etika dan menyembelih dengan etika.
6.
Wajibnya berlaku ikhsan ketika membunuh adalah caranya.
7.
Berlaku ikhsan dalam penyembelihan adalah syari’at.
Syarat-syarat penyembelihan Qurban
a.
Harus oleh ahli (muslim)
b.
Tidak boleh orang yg menyembah berhala
c.
Dengan alat yang tajam
d.
Tulang dan kuku hewan adalah hak jin (makhluk halus)
Subscribe to:
Posts (Atom)