Monday, 2 November 2015

Slip Token Listrik Anda Jangan Dibuang



Informasi ini sangat penting untuk anda, karena pasti setiap orang saat ini menggunakan Listrik dan harus membeli voucher / Token jika Kwh nya sudah habis. Nah informasi ini diambil dari Liputan6.com dan telah pertama kali ada di facebook.



Pengguna listrik prabayar di Indonesia semakin tinggi. Pada 2012, berdasarkan data dari PLN, pengguna listrik prabayar di Indonesia mencapai 5 juta. Jumlah itu terus bertambah dari tahun ke tahun hingga ditargetkan masyarakat Indonesia seluruhnya menggunakan listrik prabayar.
Listrik yang disebut-sebut sebagai listrik pintar ini, digadang-gadang mampu memperbaiki pola hidup masyarakat untuk hemat energi. Itu karena dengan listrik pintar masyarakat berperan aktif dalam memantau penggunaan listrik. Namun seiring dengan perkembangan listrik pintar ini bukan berarti tanpa kendala. Sebagian besar pengguna listrik prabayar, pernah mengeluhkan kurangnya kwh yang didapat ketika mengisi ulang voucher listrik prabayar (token).
Pengguna listrik prabayar tidak asing lagi dengan istilah token. Biasanya saat membeli token listrik, mereka akan mendapatkan selembar slip pembelian. Nah, jangan buru-buru buang slip pembelian itu karena sangat bermanfaat. Ternyata, pada slip yang kita beli untuk mengisi ulang voucher listrik prabayar kita, terdapat "kode" yang bermanfaat untuk menambah jumlah kwh yang kita dapat.
Caranya, masukan kembali nomor token yang tertera seperti pada gambar di atas, Anda akan mendapatkan tambahan kwh sebagai kompensasi dari PLN akibat tidak tercapainya Tingkat Mutu Pelayanan (TMP).
Informasi ini sangat berarti karena tidak semua penjual token mengetahui informasi tersebut. Info ini, pertama kali dibagikan dari akun Facebook dengan nama akun Eko Marhaendy. Hingga saat ini sudah di-share oleh akun-akun lain yang  menganggapnya perlu. Jika Anda menganggap informasi ini bermanfaat, silakan share ke teman-teman Anda agar mereka mendapatkan hak yang semestinya mereka ketahui.

Maskur Si Predator Anak



Masih ingat baru-baru ini kembali terjadi kasus pelecehan seksual terhadap anak.?
berikut berita yang dapatkan dari liputan6.com



Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise mendatangi Mapolres Jakarta Selatan untuk bertemu dengan si predator anak, Maskur. Dalam perbincangan selama 20 menit itu, Menteri Yohana mengancam Maskur menjadi orang pertama yang mendapat hukuman kebiri.

"Sekarang akan ada hukum kebiri. Jika kamu orang pertama yang saya kebiri bagaimana?" ujar Menteri Yohana kepada Maskur di Mapolres Jakarta Selatan, Senin (2/11/2015).

Saat mendengar hal itu, wajah Maskur pun terlihat cemas. Ia langsung berkata tidak mau dikebiri.
"Enggak mau saya dikebiri. Saya sekarang merasa sangat berdosa," tuturnya. Maskur telah tega mencabuli 15 anak.

Di kesempatan berbeda, Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Polisi Wahyu Hadiningrat memuji langkah Menteri Yohana. Dia pun mengatakan akan mempertimbangkan masukan dari Menteri.

"Pertemuan ini menjadi motivasi. Kita ucapkan terima kasih karena ada support. Karena Ibu Menteri ingin tahu langsung dan dialog dengan pelaku. Tentunya itu semua akan jadi bahan masukan," ujar Kombes Pol Wahyu.

Perilaku bejat Maskur terungkap setelah salah satu orang tua korban melapor ke Mapolsek Pancoran. Atas perbuatannya, Maskur dijerat Pasal 82 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dan Pasal 292 KUHP dengan ancaman 15 tahun penjara.

Sementara saat ini, Presiden Joko Widodo tengah mempersiapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) soal hukuman kebiri untuk pelaku paedofil.

Sebab, saat ini kekerasan seksual pada anak terus meningkat setiap tahun. Pemerintah pun tengah mengkaji apakah sudah ada aturan tersebut.

Sunday, 1 November 2015

Kantor GO-JEK Jadi Sasaran Tembak





Ternyata masih ada yang belum bisa menerima kehadiran Ojek Modern hingga saat ini, lagi-lagi Go-Jek diberitakan Media bahwa jadi sasaran tembak. Berikut ini berita yang kami dapat dari Kompas.com
Kantor pelatihan perusahaan ojek online, Go-Jek di Jalan Kemang Selatan VIII, Jakarta ditembak 2 orang tidak dikenal. Kedua pelaku berboncengan menggunakan sepeda motor.

Namun tidak ada satu pun saksi yang mengaku melihat nomor polisi motor tersebut. Dua satpam kantor Go-Jek bernama Agus dan Fajar menceritakan, pelaku sempat berhenti di pinggir jalan sebelum terlibat kontak mata dengan kedua saksi.

"Pelaku berhenti di pinggir jalan depan kantor Go-Jek tersebut, lalu manggut-manggutkan kepala kepada satpam," ujar Kasubbag Humas Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Aswin kepada Liputan6.com di Jakarta, Minggu (1/11/2015).
Entah apa maksud pelaku yang sempat menyapa satpam itu. Namun saat dihampiri, seorang pelaku malah mengeluarkan senjata api dan membidik ke arah pintu kantor yang terbuat dari kaca.

"Pelaku langsung mengeluarkan senjata pendek dan menembakan ke arah kantor sampai kacanya pecah berantakan," tambah Aswin.

IMAAM : Agar Hujan Turun Di Negeri Ini


Bencana kabut Asap yang ,elanda negeri ini belum juga kunjung reda, berbagai macam cara telah dilakukan pemerintah Indonesia untuk memadamkan titik-titik api yang menyebabkan terjadinya kabut asap. Bahkan bantuanpun telah berdatangan untuk membantu, namun hasil yang kita saksikan bersama ternyata belum maksimal. Maka satu-satunya cara adalah dengan turunnya hujan agar seluruh titik api bisa padam
Nah inilah Nasehat  Imaamul Muslimin ; Yakhsyallah Mansur Agar Negeri kita diberkahi dengan diturunkannya hujan, yang bersumber dari Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj Islamic News Agency ).
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا (10) يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا (11) وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا(12)
Mintalah ampun kalian kepada tuhan kalian, sesungguhnya Dia maha pengampun, Dia-lah yang menurunkan hujan dari langit untuk kalian dengan begitu derasnya, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan [pula di dalamnya] untukmu sungai-sungai. (12).” (QS Nuh [71]: 10-12)
Disebutkan dalam sebuah atsar bahwa seorang laki-laki pernah mengadukan kepada seorang tokoh tabiin, Hasan Al-Bashri tentang musim paceklik yang terjadi, lalu ia menasehatkan, “Beristighfarlah (mohon ampun) kepada Allah”, kemudian orang lain mengadukan tentang kemiskinannya lalu ia pun menasehatkan “Beristighfarlah (mohon ampun) kepada Allah”. Kemudian orang lain mengadu lagi tentang kekeringan  kebunnya, Hasan Al-Bashri menasehatkan, “Beristrighfarlah (mohon ampun) kepada Allah.” Kemudian orang lain mengadu lagi tentang dirinya yang belum dikaruniai anak, ia menasehatkan, “Beristighfarlah (mohon ampun) kepada Allah.” Kemudian setelah itu Hasan Al-Bashri membacakan surat Nuh di atas.
Ketika menafsirkan rangkaian ayat ini, Ibnu Katsir mengatakan, “Jika kalian bertaubat kepada Allah, minta ampun (beristighfar) kepadanya dan mentaati-Nya, niscaya kalian akan mendapatkan banyak rizki, akan diberi keberkahan hujan dari langit, akan diberi keberkahan dari tanah dengan ditumbuhkannya berbagai tanaman, akan dilimpahkan air susu, akan dilapangkan harta dan dikaruniakan anak, akan dijadikan kebun-kebun dengan berbagai buah-buahan di dalamnya sungai-sungai yang mengalir di tengah-tengahnya.”
Dari uraian, di atas kita ketahui bahwa istighfar merupakan salah satu solusi bagi berbagai problematika kehidupan termasuk terjadinya kekeringan yang berkepanjangan dan kabut asap akibat kebakaran hutan dan ketiadaan turun hujan.
Pada ayat ini Allah berfirman:
وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ ۚ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
“Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun.” (Qs. Al-Anfal: 33)
Berkenaan dengan ayat ini, Rasulullah Shallallahu ‘Alahi Wasallam bersabda yang artinya “Allah menurunkan dua alat pengaman kepadaku untuk umatku (Nabi Shallallahu ‘Alahi Wasallam lalu membaca Qs. Al-Anfal: 33 di atas). Selanjutnya beliau bersabda, “Ketika aku meninggal dunia maka aku tinggalkan pengaman di tengah-tengah mereka berupa istighfar sampai hari kiamat.” (HR Tirmidzi).
Rasulullah Shallallahu ‘Alahi Wasallam juga bersabda,
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هُمٍّ فَرَجًا، وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ “
Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alahi Wasallam bersabda, “Siapa yang senantiasa beristighfar niscaya Allah akan menjadikan baginya kelapangan dari segala kegundahan yang menderanya, jalan keluar dari segala kesempitan yang dihadapinya dan Allah memberinya rizki dari arah yang tidak ia sangka-sangka.” (HR. Abu Daud)
Oleh karena itu, istighfar (mohon ampun) kepada Allah adalah cara ampuh untuk istisqa’ yaitu permintaan kepada Allah untuk diturunkan hujan.
Di samping itu ada beberapa cara ampuh lainnya untuk meminta hujan, yaitu;
Pertama, meninggalkan maksiat, khususnya tidak berzakat
Dalam hadis yang menjelaskan tentang kemaksiatan-kemaksiatan yang menyebabkan terjadinya kesulitan-kesulitan hidup, Rasulullah Shallallahu ‘Alahi Wasallam bersabda, “… dan tidaklah mereka enggan membayar zakat kecuali hujan akan ditahan dari langit dan andaikata bukan karena hewan ternak, niscaya hujan tidak akan pernah turun.” (HR. Ibnu Majah)
Kedua, konsisten dalam menjalankan syariat
Firman Allah:
وَأَنْ لَوِ اسْتَقَامُوا عَلَى الطَّرِيقَةِ لَأَسْقَيْنَاهُمْ مَاءً غَدَقًا
 Dan bahwasanya: jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan
(memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak).” (Qs. Al-Jin: 16)
Sebagian ahli tafsir menjelaskan ayat ini, “Seandainya mereka berpegang teguh dengan ajaran Islam dan terus menjalaninya, maka mereka akan diberi minum air segar, artinya rizki yang lapang”.
Ketiga, shalat minta hujan
Shalat minta hujan yang disebut shalat istisqa’ hukumnya adalah sunnah muakkad. Shalat istisqa’ dapat dilakukan secara berjamaah maupun sendirian boleh di dalam masjid atau di luarnya. Hanya lebih utama dilakukan secara berjamaah dan dilakukan di luar masjid.
Imam Syafii berpendapat, tempat shalat itisqa’ adalah di tanah lapang karena itulah yang dilakukan Rasulullah Shallallahu ‘Alahi Wasallam.
Adapun waktunya, menurut Jumhur Ulama  boleh dilakukan kapan saja, asalkan bukan waktu dilarang utnuk shalat. Sedang caranya adalah sebagaimana shalat  Ied, dilaksanakan dua rakaat, pada rakaat pertama takbir sebanyak 7 kali dan pada rakaat kedua, takbir sebanyak 5 kali. Hal ini berdasarkan hadist dari Ibnu Abbas, “Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam melaksanakan shalat istisqa’ dua rakaat sebagaimana melaksanakan shalat Ied.” (HR. Bukhari Muslim).
Keempat, imam shalat Jumat berdoa minta hujan dalam khutbah
Hal ini berdasarkan hadis dari Anas bin Malik Radhiallahu’anhu,
أن رجلا دخل المسجد يوم الجمعة ، من باب كان نحو دار القضاء ، ورسول الله صلى الله عليه وسلم قائم يخطب ، فاستقبل رسول الله صلى الله عليه وسلم قائما ، ثم قال : يا رسول الله ، هلكت الأموال وانقطعت السبل ، فادع الله يغثنا . فرفع رسول الله صلى الله عليه وسلم يديه ، ثم قال :اللهم أغثنا، اللهم أغثنا، اللهم أغثنا . قال أنس : ولا والله ، ما نرى في السماء من سحاب ، ولا قزعة ، وما بيننا وبين سلع من بيت ولا دار . قال : فطلعت من ورائه سحابة مثل الترس ، فلما توسطت السماء انتشرت ثم أمطرت . فلا والله ما رأينا الشمس ستا
Seorang lelaku memasuki masjid pada hari jum’at melalui pintu searah dengan Daarul Qadha. Ketika itu Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam sedang berkhutbah dengan posisi berdiri. Lelaki tadi berkata: ‘Wahai Rasulullah, harta-harta telah binasa dan jalan-jalan terputus (banyak orang kelaparan dan kehausan). Mintalah kepada Allah agar menurunkan hujan!’. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam lalu mengangkat kedua tangannya dan mengucapkan: Allahumma aghitsna (3x).
Anas berkata: ‘Demi Allah, sebelum itu kami tidak melihat sedikitpun awan tebal maupun yang tipis. Awan-awan juga tidak ada di antara tempat kami, di bukit, rumah-rumah atau satu bangunan pun”.
Anas berkata, “Tapi tiba-tiba dari bukit tampaklah awan bagaikan perisai. Ketika sudah membumbung sampai ke tengah langit, awan pun menyebar dan hujan pun turun”. Anas melanjutkan, “Demi Allah, sungguh kami tidak melihat matahari selama enam hari’.” (HR. Bukhari no.1014, Muslim no. 897)
Kelima, berdoa minta hujan
Para ulama sepakat akan bolehnya berdoa minta hujan tanpa didahului dengan melaksanakan shalat, baik dilakukan dengan berjamaah atau sendiri, boleh di dalam masjid atau di luarnya. Berdoa meminta hujan dapat dilakukan dengan lafadz dan bahasa apa saja, asalkan dapat dimengerti maksudnya. Namun lebih baik jika kita mengikuti doa yang bersumber (ma’tsur) dari Rasulullah Shallallahu ‘Alahi Wasallam.
Di antara doa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam,
اَللَّهُمَّ اسْقِنَا غَيْثاً مُغِيْثاً، هَنِيْئاً مَرِيْئاً مُرِيْعاً ,سَحاً عَاماً غَدْقاً طَبَقاً مُجَلَّلاً، دَائِماً إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلاَ تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِيْنَ،
Ya Allah siramlah kami dengan hujan yang menyelamatkan, yang mudah, nyaman lagi menyuburkan, yang lebat, banyak, merata, dan menyeluruh, yang lestari sampai hari kiamat. Ya Allah siramilah kami dengan hujan dan janganlah Engkau jadikan kami termasuk orang-orang yang berputus asa. (H.R Muslim)
Oleh karena itu, mari kita banyak membaca doa ini terutama setelah shalat wajib, karena dia termasuk waktu yang mustajab.