Sunday, 1 November 2015

Kantor GO-JEK Jadi Sasaran Tembak





Ternyata masih ada yang belum bisa menerima kehadiran Ojek Modern hingga saat ini, lagi-lagi Go-Jek diberitakan Media bahwa jadi sasaran tembak. Berikut ini berita yang kami dapat dari Kompas.com
Kantor pelatihan perusahaan ojek online, Go-Jek di Jalan Kemang Selatan VIII, Jakarta ditembak 2 orang tidak dikenal. Kedua pelaku berboncengan menggunakan sepeda motor.

Namun tidak ada satu pun saksi yang mengaku melihat nomor polisi motor tersebut. Dua satpam kantor Go-Jek bernama Agus dan Fajar menceritakan, pelaku sempat berhenti di pinggir jalan sebelum terlibat kontak mata dengan kedua saksi.

"Pelaku berhenti di pinggir jalan depan kantor Go-Jek tersebut, lalu manggut-manggutkan kepala kepada satpam," ujar Kasubbag Humas Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Aswin kepada Liputan6.com di Jakarta, Minggu (1/11/2015).
Entah apa maksud pelaku yang sempat menyapa satpam itu. Namun saat dihampiri, seorang pelaku malah mengeluarkan senjata api dan membidik ke arah pintu kantor yang terbuat dari kaca.

"Pelaku langsung mengeluarkan senjata pendek dan menembakan ke arah kantor sampai kacanya pecah berantakan," tambah Aswin.

IMAAM : Agar Hujan Turun Di Negeri Ini


Bencana kabut Asap yang ,elanda negeri ini belum juga kunjung reda, berbagai macam cara telah dilakukan pemerintah Indonesia untuk memadamkan titik-titik api yang menyebabkan terjadinya kabut asap. Bahkan bantuanpun telah berdatangan untuk membantu, namun hasil yang kita saksikan bersama ternyata belum maksimal. Maka satu-satunya cara adalah dengan turunnya hujan agar seluruh titik api bisa padam
Nah inilah Nasehat  Imaamul Muslimin ; Yakhsyallah Mansur Agar Negeri kita diberkahi dengan diturunkannya hujan, yang bersumber dari Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj Islamic News Agency ).
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا (10) يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا (11) وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا(12)
Mintalah ampun kalian kepada tuhan kalian, sesungguhnya Dia maha pengampun, Dia-lah yang menurunkan hujan dari langit untuk kalian dengan begitu derasnya, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan [pula di dalamnya] untukmu sungai-sungai. (12).” (QS Nuh [71]: 10-12)
Disebutkan dalam sebuah atsar bahwa seorang laki-laki pernah mengadukan kepada seorang tokoh tabiin, Hasan Al-Bashri tentang musim paceklik yang terjadi, lalu ia menasehatkan, “Beristighfarlah (mohon ampun) kepada Allah”, kemudian orang lain mengadukan tentang kemiskinannya lalu ia pun menasehatkan “Beristighfarlah (mohon ampun) kepada Allah”. Kemudian orang lain mengadu lagi tentang kekeringan  kebunnya, Hasan Al-Bashri menasehatkan, “Beristrighfarlah (mohon ampun) kepada Allah.” Kemudian orang lain mengadu lagi tentang dirinya yang belum dikaruniai anak, ia menasehatkan, “Beristighfarlah (mohon ampun) kepada Allah.” Kemudian setelah itu Hasan Al-Bashri membacakan surat Nuh di atas.
Ketika menafsirkan rangkaian ayat ini, Ibnu Katsir mengatakan, “Jika kalian bertaubat kepada Allah, minta ampun (beristighfar) kepadanya dan mentaati-Nya, niscaya kalian akan mendapatkan banyak rizki, akan diberi keberkahan hujan dari langit, akan diberi keberkahan dari tanah dengan ditumbuhkannya berbagai tanaman, akan dilimpahkan air susu, akan dilapangkan harta dan dikaruniakan anak, akan dijadikan kebun-kebun dengan berbagai buah-buahan di dalamnya sungai-sungai yang mengalir di tengah-tengahnya.”
Dari uraian, di atas kita ketahui bahwa istighfar merupakan salah satu solusi bagi berbagai problematika kehidupan termasuk terjadinya kekeringan yang berkepanjangan dan kabut asap akibat kebakaran hutan dan ketiadaan turun hujan.
Pada ayat ini Allah berfirman:
وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ ۚ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
“Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun.” (Qs. Al-Anfal: 33)
Berkenaan dengan ayat ini, Rasulullah Shallallahu ‘Alahi Wasallam bersabda yang artinya “Allah menurunkan dua alat pengaman kepadaku untuk umatku (Nabi Shallallahu ‘Alahi Wasallam lalu membaca Qs. Al-Anfal: 33 di atas). Selanjutnya beliau bersabda, “Ketika aku meninggal dunia maka aku tinggalkan pengaman di tengah-tengah mereka berupa istighfar sampai hari kiamat.” (HR Tirmidzi).
Rasulullah Shallallahu ‘Alahi Wasallam juga bersabda,
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هُمٍّ فَرَجًا، وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ “
Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alahi Wasallam bersabda, “Siapa yang senantiasa beristighfar niscaya Allah akan menjadikan baginya kelapangan dari segala kegundahan yang menderanya, jalan keluar dari segala kesempitan yang dihadapinya dan Allah memberinya rizki dari arah yang tidak ia sangka-sangka.” (HR. Abu Daud)
Oleh karena itu, istighfar (mohon ampun) kepada Allah adalah cara ampuh untuk istisqa’ yaitu permintaan kepada Allah untuk diturunkan hujan.
Di samping itu ada beberapa cara ampuh lainnya untuk meminta hujan, yaitu;
Pertama, meninggalkan maksiat, khususnya tidak berzakat
Dalam hadis yang menjelaskan tentang kemaksiatan-kemaksiatan yang menyebabkan terjadinya kesulitan-kesulitan hidup, Rasulullah Shallallahu ‘Alahi Wasallam bersabda, “… dan tidaklah mereka enggan membayar zakat kecuali hujan akan ditahan dari langit dan andaikata bukan karena hewan ternak, niscaya hujan tidak akan pernah turun.” (HR. Ibnu Majah)
Kedua, konsisten dalam menjalankan syariat
Firman Allah:
وَأَنْ لَوِ اسْتَقَامُوا عَلَى الطَّرِيقَةِ لَأَسْقَيْنَاهُمْ مَاءً غَدَقًا
 Dan bahwasanya: jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan
(memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak).” (Qs. Al-Jin: 16)
Sebagian ahli tafsir menjelaskan ayat ini, “Seandainya mereka berpegang teguh dengan ajaran Islam dan terus menjalaninya, maka mereka akan diberi minum air segar, artinya rizki yang lapang”.
Ketiga, shalat minta hujan
Shalat minta hujan yang disebut shalat istisqa’ hukumnya adalah sunnah muakkad. Shalat istisqa’ dapat dilakukan secara berjamaah maupun sendirian boleh di dalam masjid atau di luarnya. Hanya lebih utama dilakukan secara berjamaah dan dilakukan di luar masjid.
Imam Syafii berpendapat, tempat shalat itisqa’ adalah di tanah lapang karena itulah yang dilakukan Rasulullah Shallallahu ‘Alahi Wasallam.
Adapun waktunya, menurut Jumhur Ulama  boleh dilakukan kapan saja, asalkan bukan waktu dilarang utnuk shalat. Sedang caranya adalah sebagaimana shalat  Ied, dilaksanakan dua rakaat, pada rakaat pertama takbir sebanyak 7 kali dan pada rakaat kedua, takbir sebanyak 5 kali. Hal ini berdasarkan hadist dari Ibnu Abbas, “Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam melaksanakan shalat istisqa’ dua rakaat sebagaimana melaksanakan shalat Ied.” (HR. Bukhari Muslim).
Keempat, imam shalat Jumat berdoa minta hujan dalam khutbah
Hal ini berdasarkan hadis dari Anas bin Malik Radhiallahu’anhu,
أن رجلا دخل المسجد يوم الجمعة ، من باب كان نحو دار القضاء ، ورسول الله صلى الله عليه وسلم قائم يخطب ، فاستقبل رسول الله صلى الله عليه وسلم قائما ، ثم قال : يا رسول الله ، هلكت الأموال وانقطعت السبل ، فادع الله يغثنا . فرفع رسول الله صلى الله عليه وسلم يديه ، ثم قال :اللهم أغثنا، اللهم أغثنا، اللهم أغثنا . قال أنس : ولا والله ، ما نرى في السماء من سحاب ، ولا قزعة ، وما بيننا وبين سلع من بيت ولا دار . قال : فطلعت من ورائه سحابة مثل الترس ، فلما توسطت السماء انتشرت ثم أمطرت . فلا والله ما رأينا الشمس ستا
Seorang lelaku memasuki masjid pada hari jum’at melalui pintu searah dengan Daarul Qadha. Ketika itu Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam sedang berkhutbah dengan posisi berdiri. Lelaki tadi berkata: ‘Wahai Rasulullah, harta-harta telah binasa dan jalan-jalan terputus (banyak orang kelaparan dan kehausan). Mintalah kepada Allah agar menurunkan hujan!’. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam lalu mengangkat kedua tangannya dan mengucapkan: Allahumma aghitsna (3x).
Anas berkata: ‘Demi Allah, sebelum itu kami tidak melihat sedikitpun awan tebal maupun yang tipis. Awan-awan juga tidak ada di antara tempat kami, di bukit, rumah-rumah atau satu bangunan pun”.
Anas berkata, “Tapi tiba-tiba dari bukit tampaklah awan bagaikan perisai. Ketika sudah membumbung sampai ke tengah langit, awan pun menyebar dan hujan pun turun”. Anas melanjutkan, “Demi Allah, sungguh kami tidak melihat matahari selama enam hari’.” (HR. Bukhari no.1014, Muslim no. 897)
Kelima, berdoa minta hujan
Para ulama sepakat akan bolehnya berdoa minta hujan tanpa didahului dengan melaksanakan shalat, baik dilakukan dengan berjamaah atau sendiri, boleh di dalam masjid atau di luarnya. Berdoa meminta hujan dapat dilakukan dengan lafadz dan bahasa apa saja, asalkan dapat dimengerti maksudnya. Namun lebih baik jika kita mengikuti doa yang bersumber (ma’tsur) dari Rasulullah Shallallahu ‘Alahi Wasallam.
Di antara doa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam,
اَللَّهُمَّ اسْقِنَا غَيْثاً مُغِيْثاً، هَنِيْئاً مَرِيْئاً مُرِيْعاً ,سَحاً عَاماً غَدْقاً طَبَقاً مُجَلَّلاً، دَائِماً إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلاَ تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِيْنَ،
Ya Allah siramlah kami dengan hujan yang menyelamatkan, yang mudah, nyaman lagi menyuburkan, yang lebat, banyak, merata, dan menyeluruh, yang lestari sampai hari kiamat. Ya Allah siramilah kami dengan hujan dan janganlah Engkau jadikan kami termasuk orang-orang yang berputus asa. (H.R Muslim)
Oleh karena itu, mari kita banyak membaca doa ini terutama setelah shalat wajib, karena dia termasuk waktu yang mustajab.

ISRAEL : Tolak Resolusi PBB




Israel masih belum puas dengan proses perdamaian di Palestina, berita ini diambil dari Kantor berita MINA ( Mi’raj Islamic News Agency)


 Otoritas Pendudukan Israel menegaskan kembali penolakan rancangan resolusi yang saat ini diusulkan oleh Selandia Baru di Dewan Keamanan PBB yang menyerukan pembicaraan kembali proses permukiman ilegal untuk menyelesaikan masalah Palestina.


Radio Israel mengutip Utusan Israel untuk PBB Danny Danon yang mengatakan resolusi tersebut ditolak oleh Israel, dan menggambarkan resolusi itu hanya “merusak bukannya membangun,” demikian Middle East Monitor (MEMO) melaporkan sebagaimana dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad (1/11).


“Satu-satunya cara untuk mencapai perdamaian adalah melalui pembicaraan langsung antara pihak-pihak,” ujar Danon. “Cara terbaik untuk mengurangi ketegangan di wilayah ini adalah mendesak Presiden Abbas menerima panggilan Perdana Menteri Netanyahu untuk bertemu dengannya,” tambah Danon


Selandia Baru mempresentasikan rancangan resolusi, yang bertujuan untuk menghidupkan kembali negosiasi permukiman ilegal yang dibangun Israel untuk menyelesaikan masalah Palestina, kepada DK PBB Kamis (29/10) malam.

Panggilan rancangan resolusi terhadap Israel dan Palestina untuk mengambil langkah-langkah “mengakhiri kekerasan, menghindari hasutan dan melindungi warga sipil.”


Hal ini juga mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri dari “tindakan provokatif, termasuk tindakan yang mengancam status quo bersejarah tempat suci di Al-Quds , “termasuk Masjid Suci Al-Aqsha.


Selain itu, tuntutan resolusi Selandia Baru bahwa Israel menghentikan pembangunan permukiman dan menghancurkan rumah-rumah Palestina, dan upaya Israel untuk menghentikan dan mencegah Rakyat Palestina mengambil tindakan di Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).


Ia meminta anggota mediator Kuartet Timur Tengah, serta sponsor dari inisiatif perdamaian Arab dan anggota Dewan Keamanan, untuk membantu Palestina dan Israel dalam mempersiapkan dimulainya kembali perundingan.

Menteri Luar Negeri Palestina Riyad Al-Maliki mengumumkan bahwa resolusi Selandia Baru sedang dipertimbangkan oleh Palestina untuk menanggapi hal itu. (T/R05/P4)



Friday, 30 October 2015

Pak Raden : Meninggal Dunia



Sebelum meninggal dunia di Rumah Sakit Pelni, Petamburan, Jakarta Barat, Jumat (30/10/2015), pukul 22.20 WIB, tokoh kenamaan dalam serial boneka Si Unyil, drs Suyadi atau lebih dikenal dengan Pak Raden, pernah "mengamen" di rumahnya untuk memperjuangkan hidup dan hak cipta atas karakter boneka ciptaannya itu.
Pak Raden mengeluh karena karakter Si Unyil, yang diciptakannya, tak menghasilkan royalti sedikit pun untuknya. Pada 14 Desember 1995, ia membuat kesepakatan penyerahan hak cipta atas nama Suyadi kepada Perusahaan Umum Produksi Film Negara (PPFN). Pada Pasal 7 surat perjanjian itu tertulis, kesepakatan kedua belah pihak berlaku selama lima tahun terhitung sejak perjanjian tersebut ditandatangani.
Akan tetapi, PPFN menganggap bahwa perjanjian penyerahan hak cipta tersebut tetap pada PPFN untuk selamanya. "Oleh karena itu, beliau sore ini mengamen untuk menggalang dana," ujar Nanang, yang sehari-hari menemani Pak Raden di rumahnya di Jalan Petamburan III, Slipi, Jakarta Barat, 14 April 2012.

Dengan menggunakan kursi roda dan disaksikan oleh para penggemarnya, Pak Raden melantunkan sejumlah lagu yang pernah dipopulerkannya pada masa lalu. Pria kelahiran Jember, Jawa Timur, tanggal 28 November 1932 itu tetap energik menyanyikan lagu "Sol Do Iwak Kebo" di depan teras rumahnya.

"Saya baru sadar, setiap bangun tidur, saya mulai dengan menyanyi," kata Pak Raden, yang menyebut Si Unyil sebagai sebuah kegagalan.
Ia mengatakan, kalaupun menerima pendapatan dari karakter itu, ia mendapatkannya dari honor mengisi suara dalam program Laptop Si Unyil. "Saya tidak menerima satu sen pun," ujarnya mengenai royalti atas tokoh anak-anak tersebut.

Arief Maulana, koordinator teman-teman muda Pak Raden, mengatakan, acara ini dibuat untuk mengetuk hati masyarakat Indonesia terhadap kehidupan Pak Raden. Melalui acara itu, ia meminta dukungan untuk memperjuangkan agar hak cipta Si Unyil kembali ke Pak Raden.
Selain menyanyi, dalam acara tersebut Pak Raden juga menjual sejumlah barang, seperti kaus warna kuning cerah yang dijualnya dengan harga sesuai keikhlasan penonton. Kaus itu laku Rp 120.000. Pak Raden juga menjual buku-buku yang dibuatnya seharga Rp 125.000 untuk empat seri.
Pak Raden berdandan mirip seperti karakternya dalam tayangan serial Si Unyil, dengan menggunakan kumis, belangkon, pakaian adat Jawa warna gelap, dan tongkat. Meski telah berusia hampir 80 tahun dan harus berjalan dengan tongkat, ia tetap bersemangat mengikuti acara tersebut hingga selesai.

Pak Raden tinggal dalam rumah berukuran 100 meter persegi dengan tiga kamar, satu kamar tamu, dan sebuah dapur. Rumah tersebut tampak kusam dengan atap yang bocor dan rusak tak terawat. Pak Raden tidak menikah dan tidak memiliki keturunan. Di rumahnya, ia hidup bersama dua pengasuhnya, Madun dan Nanang.



Menurut Madun, Pak Raden menggantungkan hidupnya dari melukis dan juga melakukan pertunjukan boneka sebagai keahlian. Seiring dengan perkembangan zaman dan usia, pertunjukan boneka merosot tidak seperti zaman masa jaya Si Unyil.

Kini, Pak Raden telah berpulang dalam usia 82 tahun. Sang cucu, Ilona, mengatakan bahwa Pak Raden meninggal dunia setelah mengalami penurunan kondisi kesehatan pada Jumat (30/10/2015) siang.

"Iya benar, Pak Raden meninggal dunia pukul 22.20 WIB di Rumah Sakit Pelni, Petamburan," kata Ilona dalam wawancara per telepon dengan Kompas.com di Jakarta, Jumat malam.

"Tadi siang masuk ke ICU (intensive care unit). Dia ada infeksi berat di paru kanan. Dia juga demam tinggi. Waktu itu ibuku nemenin," tambah Ilona.

Sumber : Kompas.com