Showing posts with label Palestina. Show all posts
Showing posts with label Palestina. Show all posts

Tuesday 20 October 2015

46 Warga Palestina Dibunuh Tentara Israel Bulan Oktober ini



Gaza, 6 Muharram 1437/19 Oktober 2015 (MINA) – Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan setidaknya 46 warga Palestina termasuk 10 anak-anak tewas sejak 1 Oktober.
Di samping itu, kementrian juga mengatakan satu tahanan politik meninggal karena kelalaian medis. Demikian Imemc melaporkan dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Selasa.
Dalam laporan tersbut, kementrian mengatakan korban meninggal termuda yang dibunuh Israel berusia 16 bulan dan delapan anak-anak tewas di Tepi Barat dan dua di Jalur Gaza.
Pihaknya menyatakan 31 warga Palestina telah tewas di Tepi Barat yang diduduki dan Al-Quds dan 14 di Jalur Gaza, termasuk seorang ibu dan bayinya, dan seorang pemuda di daerah Houra, di Negav.
Sementara itu, Kementerian mengatakan setidaknya ada 1.850 warga yang terluka akibat tembakan peluru baja berlapis karet, beberapa menderita luka bakar. Sedangkan yang lainnya dipukuli, diserang oleh tentara dan pemukim.
Setidaknya ada 3500 orang menderita efek dari menghirup gas air mata. Sebanyak 410 warga lainnya ditembak dengan peluru, 700 dengan peluru berlapis karet, 160 diserang oleh tentara dan pemulim dan sepuluh lainnya menderita luka bakar.
Dalam laporan tersebut juga mengungkapkan, Israel telah melakukan 136 serangan terhadap awak medis sejak awal bulan yang melukai 165 petugas medis, 39 ambulan terkena bomgas dan granat gegar otak.
Mereka juga sering menghentikan ambulans sebanyak 32 kali dan beberapa kendaraan yang membawa para korban untuk dirawat di rumah sakit.(T/P004/P2)

Sumber : Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Sunday 18 October 2015

ISRAEL LARANG WARTAWAN MEMASUKI WIYAH TIMUR AL-QUDS


Al-Quds, 5 Muharram 1437/18 Oktober 2015 (MINA) – Polisi perbatasan Israel menutup pintu masuk utama menuju kawasan Issawiya Al-Quds Timur dan melarang wartawan memasuki kota suci itu sejak Ahad (18/10) dini hari waktu setempat.
Polisi perbatasan Israel yang sedang berjaga di pos blokade Issawiya, memberitahukan kepada wartawan dari Al-Jazeera dan jaringan independen, bahwa mereka menutup jalur Issawiya dan wartawan dapat menuntut mereka jika mereka inginkan.
Sementara, warga Issawiya juga saat ini tidak diizinkan untuk memasuki lingkungan mereka sendiri dengan memakai kendaraan. Polisi perbatasan di jalur utama tidak mengizinkan siapa pun melewati pos blockade, demikian Alternative News melaporkan sebagaimana dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad (18/10).
Sementara itu Micky Rosenfeld, juru bicara polisi Israel, mengatakan tidak tahu mengenai penutupan Issawiya. “Namun penutupan itu mungkin saja karena ada operasion militer Israel di Issawiya,” tambahnya.
Bentrokan antara warga Issawiya dan polisi Israel pecah hingga Sabtu (17/10) malam. Polisi Israel menembakkan peluru tajam dan baja berlapis karet, serta granat setrum dan gas air mata kepada para demonstran Palestina yang melemparkan batu dan bom molotov.
Otoritas Pendudukan Israel memberikan wewenang kepada polisi untuk menutup lingkungan Palestina di Al-Quds Timur pada Rabu (14/10) dan mengerahkan tentara di jalan-jalan utama untuk memerangi serentetan kekerasan terburuk di wilayah jajahan Israel, Al-Quds dan Tepi Barat yang diduduki pada tahun ini.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga mengizinkan pencabutan hak kewarganegaraan Palestina yang dianggap telah melakukan tindakan “terorisme” dan melakukan langkah pembongkaran rumah-rumah orang yang melakukan serangan.
Sedikitnya delapan orang dari Israel, termasuk tentara dan Rabbi Yahudi, sementara 43 warga Palestina, termasuk anak-anak dan wanita, meninggal dalam dua pekan kekerasan termasuk penusukan, penembakan, penabrakan mobil dan tindakan keras keamanan yang telah membangkitkan gerakan massal rakyat Palestina Intifadhah Ketiga atau disebut Intifadhah Al-Quds.
Intifadhah Ketiga yang masih berlangsung meletus atas kemarahan Rakyat Palestina marah atas apa yang mereka lihat sebagai peningkatan penyerbuan pemukim ilegal ekstrimis Yahudi di kompleks Masjid Al-Aqsha, Kota Al-Quds.
Selain itu, kekecewaan mendalam atas kegagalan upaya perdamaian tahun ini untuk memberikan perubahan yang berarti, dengan Rakyat Palestina tidak lebih dekat memperoleh kemerdekaannya, malah makin meluasnya pembangunan permukiman ilegal hanya bagi orang-orang Yahudi  oleh Israel di Tepi Barat dan Al-Quds Timur.(T/R05/P2)

Sumber : Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Friday 16 October 2015

PERSATUAN ULAMA ASIA KECAM SERBUAN ISRAEL DI PALESTINA




Unit Khusus Penyamaran Militer Israel (memakai tutup kepala sorban kufiyeh) menangkap seorang warga Palestina dalam bentrokan di Tepi Barat. (Foto: Pgs.altervista.org)
Kuala Lumpur, 3 Muharram 1437/16 Oktober 2015 (MINA) – Lembaga-lembaga Islam yang tergabung dalam Persatuan Ulama Asia (SHURA), Majelis Perundingan Organisasi Islam Malaysia (MAPIM), dan National Intergrity Party (AMANAH) mengecam keras serbuan pasukan pendudukan Israel di Al-Quds dan wilayah lainnya di Palestina.
“Kami bersatu dalam solidaritas dengan para korban Palestina yang dibunuh tanpa belas kasih oleh pasukan Israel selama sepekan terakhir. Kami menerima laporan lebih dari 15 pemuda Palestina dan 9 anak-anak kehilangan nyawa mereka. Ini adalah kebrutalan yang jelas oleh pasukan Israel dan tidak dapat ditoleransi,” kata Muhammad Azmi Abdul Hamid, Ketua SHURA dalam keterangan persnya, Jum’at (16/10) pagi.
Pada kesempatan itu, dia mengungkapkan bahwa sampai saat ini pembunuhan di Palestina masih terus terjadi, banyak pihak yang mempertanyakan kesungguhan pemerintah Israel, juga lembaga-lembaga internasional dalam menjaga perdamaian dunia.
Perang Agama
Serangan terbaru Israel di Masjid Al-Aqsha, kata Abdul Hamid, sama saja dengan memicu perang beragama yang selanjutnya akan meningkat ke perang di wilayah-wilayah pendudukan dan daerah.
“Palestina tidak akan terlihat sebagai negara yang lemah dalam permusuhan terhadap Israel. Ini merupakan awal sebuah Intifadhah besar ketiga dari Palestina terhadap pasukan Israel dan pemukim illegal disana,” tegasnya.
Lebih lanjut, Abdul Hamid mengungkapkan, pihaknya menerima laporan, lebih dari 3 ribu warga Palestina terluka dan ratusan lainnya ditahan karena dituduh menggunakan kekuatan yang berlebihan dan ilegal oleh Israel.
“Kami marah, sudah banyak video yang sangat jelas menunjukkan permusuhan Israel terhadap Palestina. AS seharusnya mengecam tindakan teroris ala Israel. Fakta di lapangan sangat jelas bahwa orang-orang Palestina yang sedang menjadi korban,” ujarnya.
Menurutnya, posisi yang diambil oleh AS, PBB dan Quartet di Palestina yang datang ke Al-Quds dan wilayah yang diduduki bukan untuk menghentikan kekerasan. “Seperti yang diminta oleh pasukan Israel, mereka datang untuk mendukung secara langsung kemungkinan pasukan Israel melanjutkan misi di Masjid Al-Aqsha,” katanya.
Akar penyebab serangan baru-baru ini, kata Abdul Hamid, yaitu Israel bermaksud untuk mengubah status quo Masjid Al-Aqsha dengan meningkatkan Yahudisasi di Al-Quds dan mengklaimnya sebagai ibukota Israel.
“Pencaplokan sepihak Israel di Yerusalem Timur tidak pernah diakui oleh negara manapun. Mahkamah Internasional memutuskan pada 2004 lalu, Yerusalem Timur merupakan bagian dari wilayah yang diduduki dan Konvensi Jenewa Keempat menyebutkan, Yerusalem Timur adalah bagian dari negara Palestina,” pungkasnya.
Perjuangan rakyat Palestina kini memasuki tahap apa yang disebut dengan Intifadah Ketiga atau Intifada Al Quds. Hingga beberapa sumber yang terpercaya, hingga kini korban syahid dari Muslim Palestina berjumlah 35 orang.(L/P011/R02)
Sumber ; Mi’raj Islamic News Agency (MINA)